Selasa, 03 Maret 2015

SEJARAH KEPENGURUSAN BANJAR ADAT TEGENAN KELOD

Om Swastyastu,
Banjar Adat Tegenan Kelod di Desa Pakraman Tegenan pada awalnya disebut Desa Tegenan Kelod terletak di kedesaan Menanga,Kecamatan Rendang,Kabupaten Karangasem. Dalam aktivitasnya bertanggung jawab terhadap keberadaan Pura Dalem Putra.  Dalam kepengurusannya dapat disampaikan sebagai berikut:
1.      Pada zaman penjajahan belanda keberadaan Desa Tegenan Kelod dipimpin oleh I Wayan Kekeh yang berasal dari Keluarga Dadia Ibu Pasek Gelgel Kanginan hingga tahun 1940 dengan jumlah krama diperkirakan 50 KK  keberadaan  pura sangat sederhana pada lahan yang sempit.
2.      Selanjutnya dari tahun 1940 hingga tahun 1962 klian dipegang oleh I Wayan Samba dari Dadia Ibu Pasek Gelgel Kanginan. Kondisi pura juga masih sempit sehingga tahun 1956 diadakan pelebaran keselatan sekitar 2 meter diatas tanah I Wayan Rempiang yang merupakan tanah ayahan Dadia Ibu Pasek Gelgel Kanginan dan keberadaan  Pura dalem Rajapati juga hanya terdiri dari gedong tanpa penyengker sehingga tahun 1957 muncul inisiatif dari Jero Putus untuk memperbaiki dan diberikan konpensasi sepetak tanah di Pacung selaku pinjam  pakai hingga ada konpensasi dari desa.
3.      Karena usia tua maka diadakan pemilihan  klian desa yang dimenangkan oleh I Ketut Suweca tiada lain putra dari Klian lama,daalam perjalanannya karena yang bersangkutan meninggal dunia maka kepemimpinannyapun berakhir tahun 1965.
4.      Klian selanjutnya terpilih adalah I Wayan Suwenten dari Dadia Pasek Kayu Selem dan dilengkapi dengan sekretaris terpilih I Nyoman Suiji perwakilan dari Dadaia Ibu PAsek Gelgel Kanginan dari tahun 1965  hingga  1968 karena cerai..
5.      Tahun 1968 terjadi lagi pergantian pengurus yang dimenangkan oleh I Made Suwasta putra dari  I Wayan Samba,klian Desa terdahulu dengan sekretaris masih terpilih I  Nyoman Suiji jumlah krama diperkirakan 70 KK. Kegiatan pembangunan yang dilakukan adalah pembangunan Bale gong . Upacara besar yang pernah dilaksanakan pada saat itu adalah Upacara Taur labuh gentuh di catus pata Desa Tegenan pada tahun 1975 yang dikordinir oleh I Nyoman Suiji,I Ketut Tantri dan Jero Mk.Suketisna. tahun 1986 sekretaris I Nyoman Suiji mengundurkan diri karena sudah lama mengabdi dan usia sudah luput maka sekretaris pengganti ditunjuk I Wayan Sutawan dari Dadia Penataran. Dan tahun 1993 Klian meninggal.
6.   Karena klian meninggal maka klian ditunjuk lagi I Wayan Sulandri alias I Wayan Suwenten mantan Klian lama dengan sekretaris I Wayan Sutawan.dan bendahara I Made Entegan, Pelaksanaan Simpan Pinjam berjalan kacau karena ada beberapa oknum krama yang bandel tidak mebayar hingga menyebabkan rapat-rapat sangat alot hingga akhirnya tidak terpecahkan,dan tahun 1995 klian mengundurkan diri.
7.      Pada tahun 1995 diadakan pemilihan dengan suara musyawarah mufakat dipilih I Wayan Suiji dengan struktur kepengurusan Sekretaris I Wayan Sutawan dan Bendahara I Made Entegan dari Dadia Penataran. Melihat sumber permasalahan pada Simpan Pinjam,maka klian mengambil kebijakan untuk memutus kegiatan SP dan dana dikembalikan untuk disimpan di LPD, dengan beberapa langkah kebijakan maka permasalahanpun dapat diatasi. Penataan organisasi mulai dilakukan dengan menetapkan peraturan denda dan sanksi bagi yang melanggar seperti denda Rp.100,- dan boleh ngelaga bagi semua warga yang berkepentingan,. Krama sudah mulai normal dan mulai merintis pembangunan Bale Penegtegan pada akhir tahun 1995
               Tahun 1996 memperbaiki balai pertemuan/Pebatan dan pada saat ini sekretaris mengundurkan diri dan diganti oleh I Nyoman Selahdana dari dadia Pasek Gelgel.
                Tahun 1997 membangun Bale Kulkul dengan dana sekitar 21jutaan secara swadaya , 
         Tahun 1998 merenopasi candi dengan memanfaatkan dana kekayaan desa seperti petinan sawah,krama sejak pembangunan tidak dikenai iuran bangunan. 
             Tahun 1999  atas kesepakatan paruman prejuru Desa Tegenan yang dipimpin Klian Adat (Guru Wayan Sukarma/alm) klian Desa Kelod ditugaskan menyelesaikan masalah pembangunan Pura Toya Ketipat hingga ke kantor Camat dan dengan swadaya (ditalangi Mk Manik) berhasil membangun Pura Toya Ketipat . 
              Tahun 2000 klian mengajak krama   meburuh padat karya pada saat proyek pengerasan jalan oleh LKMD Menanga yang kebetulan klian juga sebagai anggota LKMD. .Dari hasil ongkos kerja itu dikumpulkan hingga bisa memperbaiki samuan dan pengerasan halaman pura. Juga ketika itu dibangun pelinggih di Pangkung cinang aturan dari I Made Krebes(alm) dan di Pekandelan dibangun pelinggih aturan I Wayan Suiji(Klian). Program selanjutnya Klian mengajak anggota untuk persiapan karya lima tahun kedepan dengan jalan meningkatkan iuran bulanan dan pengenaan sanksi,walaupun dengan susah payah maka wargapun sepakat. Langkah selanjutnya karena warga sudah semakin banyak (119)maka dilakukan pelebaran pura 1 meter ke utara/jalan dengan urunan masing-masing Rp.10.000,- 
               Tahun 2001 diadakan pemugaran candi di jaba di Pura Dalem. 
            Berikutnya Maret tahun 2002 di Desa Tegenan Kaler ada kejadian 9 orang krama  kerauhan’ hingga 42 hari salah satu titahnya agar membangun Pelinggih/Pura di Munggal diberi nama Pr.Tegal Saab,di Arca utara diberi nama Pura Gua Gala-Gala sebagai stana Bhetara Anta Bhoga dan pengayengan Bhetara Lingsir Dalem Puri, Pura di Tegal Suci diberi nama Pura Manik Gni dan Pura Bukit Moncol diberi nama Pura Pucak Sari lingga stana Dewi Danuh,Sangkara dan Sri Sedana.pembangunan pura tersebut dilaksanakan oleh krama desa,Kelompok Tani Tunas Mekar,KWT. Mekar Wangi dan Seka Teruna ,LPM Menanga dan Drs.I Gede Mustika(Camat Rendang).  Dana yang terkumpul di Toya ketipat sebesar 7,7 juta selama dipegang I Wayan Suiji/Klian digunakan untuk pembangunan Pr.Pucaksari,sedangkan pengelolaan Pr.Toya Ketipat diserahkan pengelolaannya sepenuhnya pada Kt.Suradana/klian adat.
               Tahun 2003 dilaksanakan persiapan menyambut Karya,karena kemampuan dana terbatas klian di bantu oleh Mangku Made Sedana ,mengajukan usul ke gubernur hingga mendapat suntikan dana Rp.10.000.000,pembuatan prelingga Ida Bhetara diambil dari hasil kontrakan petuasan klian yang tidak diambilnya  dan donasi dari masyarakat sehingga bisa diwujudkan Prelinggan Ida Bhetara Dalem dari emas murni ,dan perlengkapan upacara lainnya seperti Busana,Bajra, Nawasanga, tombak,pajeng pagut  dan lainnya . 
                Tahun 2004 diadakan penataan lingkungan,nyerpis bale pebatan untuk persiapan karya.

          Tahun 2005 tepatnya  tanggal 6 Juli pas hari Buda Wage Klau,Tilem /panglong 15 sasih Sadha caka 1927  dilaksanakan Puncak Karya Ngenteg Linggih Wraspati Kalpa  mepadudusan alit , dengan masing masing  krama kena iuran Rp.300.000 dari 121 KK total dana dihabiskan sekitar 76 juta. dipuput oleh Ida Pedanda Gde Gunung (gria Gunung Biau),Ida Pedanda Gde Nym.Jelantik Dangin(Gria Alangkajeng) Ida Pandita Mpu Suranata Gria bukit Jambul dan disaksikan oleh Plt.Bupati Karangasem I Gede Wardana,SH dan I Gst Karyawan (DPRD)Karangasem. Dengan pelaksana serati Jero Purnasidi dan mengukuhkan Mangku Sukerti sebagai Mangku Pura Dalem.       Sehubungan dengan sudah selesainya karya, maka pembangunan berhenti sementara 2005 s/d 2008.

Tahun 2009 dengan bantuan Desa Pakraman(BKK.Prov) sebesar 30 juta pembangunan Pura Pucak sari dapat diselesaikan dan di plaspas.

Tahun 2010, Untuk mendapatkan sumber dana bagi desa/Banjar Adat Tegenan Kelod maka klian mencari investor untuk memanfaatkan potensi desa yang ada yaitu mata air Buka yang cukup besar dan terbuang dengan tujuan mendapatkan kontribusi dan pembukaan lapangan kerja bagi masyarakat desa. Tujuan mulia ini ternyata mendapat hambatan dari beberapa orang subak,namun dengan berbagai argument demi masa depan desa atas penjelasan Camat Rendang(AA.Surya Jaya) dan Bendesa,Serta Kerta Desa,maka dengan sangat alot maka pelaksanaan itupun dapat disetujui dan mulai tahun ini dibangun PT Bali Agung Waters perusahaan air kemasan. 

Tahun 2011 kontriusi ke Subak,Desa Pakraman dan Pura Dalem setiap tahun mulai dicairkan dan pada saat itu kontribusi untuk desa pakraman oleh klian desa kelod digunakan membangun Pura Tulak Tanggul dengan menghabiskan dana 10,25juta . Pada tahun ini juga klian menggunakan dana BKK Kabupaten untuk mengangkat jalan di Margi Catur agar merata,karena atas bantuan I Wayan Sueden tanahnya di tulak tanggul dekat Margi Catur diijinkan menggunakan untuk membangun Bale Lantang dan Bale Patok atas prakarsa I Wayan Suiji(untuk melestarikan bangunan sejarah masa lalu) dengan catatan mendapat imbalan tidak tedun dan nyayain selama tanah itu digunakan.

Tahun 2012 Banjar Adat Tegenan mulai dimekarkan menjadi 2 yaitu Banjar Adat Tegenan Kelod dengan kliannya I Wayan Suiji dan Br.Adat Tegenan Kaja kliannya I Wayan Kunci Wirawan dan mulai saat ini bantuan bupati mulai diterima oleh kedua banjar. 

Tahun 2013 atas usulan proposal Bu Jero Sumiati SH(DPRD Prov) membantu 10 jt digunakan untuk batu sikat halaman pura Dalem,proposal dari klian ditujukan ke gubernur dapat bantuan 7,5 jt digunakan buat pondasi Bale pengaruman,bantuan bupati 10 jt(DP) untuk merehab Samuan dan bantuan gubernur 32,5 jt (DP) digunakan membangun Bale Banten,5 jt bantuan Bupati(BA) digunakan untuk menata taman dan prasasti karya Pura. dan pada tahun ini juga dibentuk oleh klian Subak Abyan Pucak Manik yang dipimpin oleh I Wayan Kariana,S.Pd,S.Sos. yang bertujuan untuk kelangsungan Pura Pucak Sari dan astungkara sudah diakui kabupaten sehingga setiap tahun mendapat bantuan dari Kabupaten. Paada tahun ini Mk.Manik sebagai klain banjar juga membantu pembangunan tembok penyengker di Pura Grobogan emponan subak lipang dengan mengusulkan dana ke PT.Bali Agung Waters dan dibantu hingga selesai pembangunan dengan dana 33 juta. Dalam Bidan Suka duka tahun ini digagas untuk kelayu sekaran tidak boleh lagi ada makan minum setelah krama tedun,karena adat ini sangat memberatkan warga yang lagi berduka. tiap KK dikenakan Patusan sebesar Rp.10.000,- dibayar saat penguburan dengan bantuan Rp.1 juta untuk kelayu sekaran dan Rp.350.000 untuk seka angklung bila pihak keluarga menginginkan,apabila tidak maka dana tersebut maasuk Kas banjar adat dan diperuntukan untuk cadangan transportasi bila ada karama di wilayah utara (munggal dan timur(Gubugan) meninggal,maka krama diangkut dengan truk,agar saat penguburan tidak ada yang naik motor/jalab versama-sama. Acara sebelum diberangkatkan dari rumah duka ada doa bersama dan sambutan wakil keluarga dan diatur oleh Klian Banjar. Pegebagan dilaksanakan hingga jam 11 malam  yang diatur oleh Klian Banjar.
Menanam rumput bergotong royong  antara batu sikat        Mlaspas Bale banten
Tahun 2014 mendapat bantuan dari BPBAD Prov Bali sebesar 35 jt dan 1,25 dari pembaca Bali Post (no name) digunakan untuk membuat jalan dan merehab Pr.Gua Gala-gala sedangkan proposal ke PU Prov Bali (Pelestarian mata air) baru keluar gambarnya saja semoga dapat di bantu. Bantuan 32,5 jt dari Gubernur(DP) digunakan untuk membangun Bale Gong di Pura Manik Harum ditambah urunan krama @ 150.000 dan punia-punia. Sedangkan dalam keorganisasian melihat dan memperhatikan kesibukan kerja semua warga,maka klian mengambil kebijakan atas kesepakatan warga,maka pelaksanaan ‘sangkep’/rapat rutin dilaksanakan tiap hari BudaWage jam 18.00Wita berpakaian adat dengan agenda persembahyangan bersama baru dilanjutkan dengan rapat dan diskusi adat dan keagamaan. Sedangkan untuk kebersihan pura ditugaskan 4 orang krama dengan konpensasi ‘luput tedun lanang istri’   
WHDI ikut gotong royong  dan peninjauan dari PU Provinsi di Pr.Gua Gala Gala.
Selanjutnya tahun 2015,Klian merencakan Karya ngenteg linggih di Pura Manik Harum dan mendapat sambutan antusias dari krama Banjar sehingga mulai tahun ini diadakan Renovasi Samuan di Manik Harum dengan dana BKK Kabupaten Rp.10 jt.
Tahun 2016 pembangunan dilaksnakan di Pr.Dalem yaitu pemugaran Gedong Dalem(4 Peb di plaspas) dan pembangunan Bale terasering di depan Pura Dalem dengan bantuan BKK dan bantuan rutin PT.Bali Agung Waters serta urunan krama. Bulan Juni klian juga mendapat tanggungjawab karena atas idenya mengadakan penataan Cetra yang tadinya semak belukar diubah menjadi taman dengan konsep "Cetra Ganda Mayu Nganutin Karang Awak". Dalam hal duka ada peubahan,semasih mayat dirumah maka megebagan semalam adalah tugas tempek bersangkutan,bila lebih dari semalam dilanjutkan tempek berikutnya demikian seterusnya hingga mayat dikuburkan.
                   Sebelum di pugar                                                   Setelah dipugar         
Kon.Nganutin Karang Awak,Cetra sebelum di tata.Cetra saat diplaspas hadir Camat,Perbekel PHDI
                 
Tahun 2017 pembangunan jalan berundag di Pura Manik Harum sebagai akses masuk ke pura yang kondisinya sangat memprihatinkan,mulai dibenahi  rehab Bale Penegtegan,Pembangunan Bale Pesanekan dan serpis Bale Pebatan serta Pembangunan Candi Bentar beserta temboknya.Di bulan Juni Klian juga memprakarsai pembangunan Pura Pekandelan ditanah pribadi milik I Komang Darma setelah diberikan pandangan dan negosiasi dikonpensasi dengan tidak ngayahang tedun/ngayah dan  nyayain. Pura ini memiliki fungsi untuk memulai nuasen membajak di tegalan/gaga dengan upacara "Mungkah" setiap rahina Tilem sasih Jiesta,sebagai tugas dari Subak Abyan Pucak Manik. Dalam hal Perkawinan bagi wanita yang kawin keluar Desa Adat Tegenan dikenakan Bakti penepak suara apejatian dengan punia 10 rontong beras(diuangkan) dihaturkan di Bale Patok,digunakan upacara di Bale Patok dan kegiatan Banjar lainnya.
Tahun 2018 krama terus berlanjut gotong royong untuk menata senderan depan dan Bale pebat yang jebol,pembangunan Padmasana,dasar,pengayengan pucaksari dan serpis semua gedong dan pelinggih dan paling utama pembangunan bale kulkul,pembangunan dikejar karena akan menyelenggarakan karya. Akhirnya pada hari Jumat Umanis Klau 28 September 2018 upacara ngenteg linggih diselenggarakan yang dipuput oleh Ida Pandita Mpu Dharma Yoga Semadi  dan Ida Pedanda Istri Kania Kalang Kajeng jugaa dihadiri sebagai saksi Gusti Ayu Mas Sumatri Bupati Karangasem,Sekda dan DPRD dapil Rendang,sekaligus napak pemangku jan bangul I Wayan Gede Adnyana melalui prosesi nyanjan bernama Mk Adnyana Sila Merta sedangkan Mk sebelumnya yakni Mk Ketut Kania didaulat menjadi pemangku di Pura Dalem Putra per Buda Wage Klau 26 Agustus 2018. karena pemangku Dalem terdahulu yakni Mk.Sukerti meninggal dunia Bulan Juni 2018 dan diaben bersama di Tulak Tanggul pada tanggal 17 Juli 2018(Anggara Pon Merakih) dengan ketua Panitianya I Wayan Suiji disaksikan Bupati Karangasem yang diwakili oleh Kabag Kesra Bp.Gede Basma,Pembangunan fisik di Pura Manik Harum sering dana BKK KAbupaten(Banjar Adat) dan dana BKK Provinsi totalsekitar Rp.171 juta rupiah. Selanjutnya bulan Oktober habis renopasi pelinggih di Pr.Pucaksari, tepatnya 17 Oktober 2018 diadakan mlaspas dan odalan.
Tahun 2019 bulan Maret tanggal 7 diselenggarakan upacara turun kabeh  atas inisiator Mk. Manik dan untuk pertamakalinya seluruh pemangku jan bangul (21) nganteb  di Pura Puseh secara bersamaan dan ini direncanakan 10 tahun sekali sehabis ngaben masal menjelang upacara Pancawali Krama di Besakih. juga untuk Bale Agung diadakan piodalan setiap Purnama Kapat diempon oleh krama banjar secara bergiliran. sedangkan pembangunan phisik di Pura dalem dimulai bulan Desember yakni pembuatan Bale Paruman dan Bale Perantenan dibantu dari BKK Provinsi(160 jt),karena bantuan terlambat datang maka dana kas digunakan dan dibantu menalangi oleh Guru Kania 5 juta,Mk Manik 67 juta,W.Sulaba 28 juta. akhirnya 24 April 2020 baru bisa diplaspas. Januari bantuan keluar sehingga kas dikembalikan. Desa Karang yang keadaannya memprihatinkan karena prejurunya mengndurkan diri,maka Mk.Manik juga membantu menata dengan membuatkan perarem dan administrasi dan memediasi maka secara musyawarah KM Gunama S.Pd dipilih sebagai Klian sekaligus penyarikan (anggota terbatas) dan Km Dwija Diatmika,S.Pd terpilih sebagai Bendahara dan dikukuhkan oleh Bendesa Besakih sebagai Penglingsir Desa Pregunung pada tanggal 3 Agustus 2019.
Tahun 2020 anggaran BKK Kabupaten sebesar 10 juta diarahkan untuk Pembangunan Sanggar Agung dari batu padas mengganti Padmasana yang kecil dan renovasi tembok tetamian di belakang gedong dan disebelah selatan serta membuat jalan keliling dengan paping. Peletakan batu pertama dimulai pada Anggara Kasih Medangsia 6 Oktober 2020 dan diplaspas 13 Januari 2021 dengan menelan dana Rp,87,439 jt. pada tanggal 29 Maret 2020 Pelinggih Pura Tegal Suci yang gedongnya roboh dan diusulkan oleh Mk.Manik ke Bendesa Besakih dan dibantu gedong maka paada hari itu diplaspas. sedangkan tanggal 7 April 2020 Pura Tulak tanggul diplaspas karena baru selesai di pugar dengan menghabiskan dana 45 jt semua itu aturan dari I Wayan Sueden dan Jero Dewi selaku pemilik tanah lokasi Pura sekaligus sebagai pemangkunya. Tahun ini Mk.Manik juga ditunjuk sebagai Ketua Panitia Rehab Bale Desa Adat menelan dana 165 juta BKK Provinsi dan Pembangunan tapal batas dana BKK 15 jt astungkara selesai dengan baik. Tahun ini juga(April-Juni) dirabat beton Jalan Cinang Dalem terus ke kayuan dan sedikit delod sema,dengan bantuan APBDes(115,496jt) dan swadaya krama ,seluruhnya menelan dana sekitar 243,458 jt.

Tahun 2021, mulai tahun ini secara administrasi oleh klian I Wayan Suiji dan atas persetujuan krama maka untuk pengempon Pr.Dalem adalah krama banjar disamping juga ngempon Pr Rajapati,Margi 3 Margi Catur,Tulaktanggul/pemajangan,Gua Gala Gala,Tegal Penangsaran,Pangkung Cinang,Bale Agung dan Bale Patok sedangkan untu Pr.Manik Harum diempon oleh krama jangkepan aktif(dibawah 60 th) mengingat fungsi Pr.Manik Harum adalah lingga stana dewi Sri dan Sangkara,Sedangkan Subak Abian Pucak Manik ngempon Pura Pucaksari dan Pekandelan dengan manajemen diatur oleh klian atau prejurunya masing-masing. Untuk cingkrem mulai 2021 dari 5rb diubah menjadi Rp.10.000,-(17/2/2021)
 
Catatan sementara
            Om Sntih Santih Santih Om




 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar