Kamis, 18 Februari 2021

RENOVASI TEMBOK TETAMIAN DAN MEMBANGUN SANGGAR AGUNG

 Pura Dalem adalah salah satu Kahyangan Tiga Desa sebagai salah satu syarat berdirinya sebuah Desa Adat ,demikian pula halnya dengan Desa Adat Tegenan,Pura Dalem Putra merupakan Kahyangan Tiga Desa di Desa Adat Tegenan, yang terletak sekaligus sebagae emponan krama Banjar Adat Tegenan Kelod.  Dengan semangat ngayah krama bergotong royong menyelesaikan renovasi Tembok penyengker pura bagian belakang yang pendiriannya tahun 1921 dalam kondisi yang kurang bagus,sedangkan padmasana yang sudah berdiri sejak 2005 diganti dengan pembangunan Sanggar Agung dengan menggunakan batu padas.

Klian Banjar Adat Tegenan Kelod Mangku Manik Puspa Yoga bersama Jero Mangku Dalem Guru Mangku Ketut Kania  bersama prejuru dan krama yang ditugaskan mengadakan peletakan batu pertama pada taggal 06 Oktober 2020 bertepatan dengan Anggarakasih Medangsia,sasih Kapat icaka 1942.

Pemugaran tembok dilengkapi dengan diorama yang bersumber dari Lontar Atma Presangsa,dimana tembok bagian tengah yang tampak dari pelataran pura terdiri dari sebuah Kayonan besar dan punakawan Tualen dan merdah yang mengandung makna,ketika di pura Kayonan atau kayun atau pikiran harus bersih dan berposisi sebagai abdi Ida Betara Dalem. Lebih lanjut Mk.Manik menyampaikan diorama disebelah utara kayonan terdiri dari kisah siwalatri,bahwa hidup manusia sesungguhnya adalah sebagai nisada/pemburu (pengetahuan,kebutuhana hidup jasmani dan rohani) dan apabila kita berhasil maka akan mendapat anugrah masuk surga/siwa loka/kebahagiaan. berlajut dibagian selatan adalah diorama siwa nataraja mengandung makna pelestarian tradisi dan budaya leluhur, barulah diorama berikutnya Sanghyang Suratma mengecek Sanghyang atma dalam sebuah penangkilan. Disanalah Atma diarahkan ke sorga atau neraka menurut karmanya. disebelah selatan Kayonan paling hulu/utara adalah gambar sanghyang atma dijemput widyadara-widyadari karena amalan hidupnya didunia senantiasa berlandaskan ajaran Dharma,Trikaya Parisuda sehingga ia pantas masuk siwaloka.Berlanjut ke selatan ada diorama Sanghyang Atma kena hukuman sesuai karma laku hidupnya di dunia , antara lain suka ujar ala,memfitnah,berbohong,mencaci,ada atma yang malas ngayah/bergotong royong, lupa pada kawitan ,atma yang melaksanakan asta dusta,desti,meracun dan kejahatan lainnya.

Semua itu adalah refleksi kehidupan manusia,harapannya agar kita bisa kontrol diri dan memikirkan laku kita dalam hubungannya dalam keadaan kita setelah meninggal. Sedangkan pembangunan lainnya adalam pembangunan sebuah Sanggar Agung yang sudah lama direncanakan.

Mangku Manik menambahkan bahwa pembangunan di Pura Dalem semenjak kepemimpinannya mulai 1995 hampir keseluruhan sudah diganti hanya masih tersisa 1 bangunan lama yang berupa candi bentar sebagai warisan leluhur sementara itu masih layak dan hanya dirawat saja,supaya ada kenangan. Pembangunan itu bisa terlaksana karena kesatuan dan persatuan serta semangat krama untuk ngayah sudah sangat luar biasa,klian tidak akan mampu berbuat apa bila tidak didukung oleh kramanya, astungkara semua itu terwujud adalah kerja keras krama Banjar Adat Tegenan Kelod.

Pembangunan kali ini menelan dana Rp.87.439.000,- terdiri dari : Pembelian Sanggar Agung tinggi 5 m seharga Rp 45.000.000,-(Md.Suparta,Selat) ,material tembok dan jalan setapak Rp. 13.493.000,-Ongkos kerja pada guru megeng cs.Rp.19.040.000(tembok),Rp.980.000,-(pasang paping) ongkos dirama W.Ariasa Rp.4.050.000,-Km Selahdana Rp.3.250.000,-,Lapan/meja besi Sanggar Agung Rp.450.000,-alat lainnya Rp.1.176.000,-. itu secara tunai sedangkan swadaya gotong royong krama sebanyak masing masing 5 kali @ 2 jam diatur secara bergiliran karena situasi pandemi Covid 19 dengan tetap menjalankan protokol kesehatan dimana  jumlah krama 119 orang,maka nilainya  kurang lebih 15jutaan kalau diuangkan ,belum lagi biaya upacaranya. Sumber pembiayaan tunai dari kas Pura Dalem dan bantuan BKK Kabupaten Karangasem tahun 2020 sebesar Rp.10.000.000,- rasa syukur dan terimakasih yang tak terhingga disampaikan kepada krama saat rapat pada Buda Wage Ukir kemarin, dalam laporan pertanggungjawabannya (170221) kepada krama yang telah diajak bekerja keras,kerja tuntas dan kerja iklas sehingga pembangunan bisa selesai pada waktunya,ucap Mk.Manik.

Akhirnya atas asung kerta waranugraha Ida Betara Dalem ,bangunan tersebut dapat diplaspas alit pada hari Buda Wage Klau tanggal 13 Januari 2021 bertepatan tilem kepitu ( H+1 siwalatri),yang disaksikan oleh Wakil Bendesa Desa Adat Tegenan I Ketut Wana Yasa,A.Md.Par. by.wull@n.

Tembok sebelum direnovasi

Peletakan batu pertama  sebelum pugar tembok oleh Mk.Dalem dan Mk Manik/Klian

Peletakan batu pertama pembangunan Sanggar Agung
 
Vidio sudah selesai pembangunan


Pembangunan Sanggar Agung
Salah satu diorama atma lupa dengan kawitan

Ini hukuman atma yang lengit tedun di banjar.
Mogi gering covid 19 digelis metilar,rahayu sareng sami,suksma.


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar