Minggu, 30 Juli 2017

KISAH NAMA-NAMA TEMPAT DI DESA PAKRAMAN TEGENAN



PRAGMEN BLEGANJUR MENANGA VESTIVAL DARI BANJAR TEGENAN

Dengan Judul BAKTI MANDALA KRIYA,MEMBANGUN DESA DENGAN KERJA BERSAMA UNTUK MENUJU “Karangasem yang Cerdas, Bersih dan Bermartabat Berlandaskan Tri Hita Karana"

            Dikisahkan pada zaman dahulu dikaki Gunung Agung terdapatlah sebuah pemukiman penduduk yang oleh raja diberi sebutan atau nama Desa  Pikulan yang dipimpin oleh Ki Pasek Pikulan,karenanya dalam struktur desa pregunung krama Desa Pikulan diberi tugas mikul/mundut Ida Betara ring Besakih. Lama kelamaan  desa ini kemudian diberi nama Desa Tegenan.
Penduduknya hidup damai bersahaja dengan pencaharian bercocok tanam padi,jagung,pala wija dan sebagainya,namun pada suatu ketika malapetakapun datang,…… hewan ternak, hasil pertanian semua dirusak dan pendudukpun diculik dijadikan santapan oleh Raksasa yang tinggal di sebuah gua tepi desa. Masyarakat tak bisa berbuat apa-apa, karena kekejaman raksasa,maka Ki Pasek Pikulan sebagai pemimpin desa, memanggil seluruh krama untuk bermusyawarah mencari solusi mengatasi masalah ini,dan akhirnya disepakati bekerja bersama,bersama bekerja untuk berperang melawan raksasa,maka Ki Pasek Pikulanpun membuat strategi  yakni, di batas utara dibuat benteng sebagai andalan,maka tempat itu diberi nama Pekandelan,sedangkan dibatas selatan dibuatkan benteng juga yang kemudian diberi nama Tulak Tanggul.
Rupanya raksasa belum juga terkalahkan,akhirnya Ki Pasek Pikulan bersemedi dibenteng utara akhirnya  muncul 3 api (gni tri) dari gunung agung dan mendapat wahyu/ petunjuk bahwa untuk membunuh raksasa ini harus di-'reka' atau digambar dan kemudian dipanah dengan janur atau busung (kemudian tempat itu bernama Gambar dan Busungan) dan apabila menang agar dibuatkan telaga dengan dasar baja dan dibuatkan patung  maka akan muncul lima mata air suci untuk pesucian beliau…..Ida Betara Besakih.
 
Akhirnya strategi ki Pasek Pikulan, disamping mengikuti petunjuk niskala juga minta bantuan ke tetangganya di tubuh , yang juga diganggu oleh raksasa itu, selanjutnya krama Tegenan dan Tubuh berperang melawan raksasa dengan hebatnya dan sangat seru sehingga ‘mekapang-kapangan’ tidak karuan (kemudian tempat ini bernama Lipang), saking sengitnya peperangan, Ki Pasek Pikulan ingat wahyu Dewata,maka ia menggambar wujud raksasa ini, sehingga raksasa bengong heran melihat gambarnya...dan saat itulah raksasa itu dipanah dengan busung dan tombak sakti Ki Tubuh akhirnya raksasapun mati…masyarakat bersorak kegirangan dan sebagai rasa terimakasih atas kerja bersamanya maka ki Tubuh diberikan hadiah 4 siit tanah yang kemudian  didiami oleh keturunannya sampai sekarang.
Kemudian karena sudah berhasil mengalahkan Raksasa itu maka dibuatkanlah   kolam dengan dasar baja dilengkapi patung , yang kemudian tempat itu diberi nama Telaga Waja dan Arca, selanjutnya sesuai sabda Beliau Bhetara Lingsir maka munculah 5 mata air  yang disebut Pancaka Tirta, yang paling timur diberi nama Tirta Giri Kusuma,sebelah baratnya karena mata airnya besar hingga ngerobog,maka disebut Tirta Grobogan orang sekarang menyebut di Grubug,sebelah baratnya Tirta Suda,Tirta Tlagawaja,Tirta Arca dan Tirta Amerta/Ananta Boga di Pura Goa Gala Gala, sedangkan tempat Ki Pasek Pikulan menerima wahyu diberinama Tegal Suci sebagai tempat pesucian Ida Betara Lingsir Gunung Agung sampai sekarang.
Akhirnya semenjak itu Tegenan aman ,karena BERSATU, KERJA BERSAMA DAN KERJA SAMA,karena itu mari kita gemakan persatuan dan kesatuan me-nyamabraya,saling asah asih dan asuh menjadi manusia yang cerdas,bersih sehingga kita punya martabat tentu dilandasi dengan Tri Hita Karana untuk menuju Tegenan yang Santhi Jagatita Ya Ca Iti Dharma,Astungkara(By.Mangku Manik).