Genitri (geni; api,Tri;tiga ,Genitri = tiga sinar yang muncul dari Tri Netra Dewa Siva) kalau di India disebut Rudraksha(air mata Siva), merupakan
tanaman spiritual memiliki khasiat luar biasa. Sesuai mitologinya Tuhan
tertinggi Paramahashiva perlu bertapa 1.000 tahun dewa, untuk menciptakan
tanaman yang penuh berkah ini. Rudraksha ini sangat dimuliakan penyembah Shiva.
Pemuja
Shiva jika tidak menggunakan rudraksha maka terasa ada yang masih kurang dalam
proses persembahyangannya. Bukan saja sadhaka, seorang bhakta, para sulinggih
Shiva, saat sebagai sang yajamana mamuput karya mamuput karya menggunakan
genitri dari mulai kepala, kuping, badan, termasuk pinggang. Genitri
dipergunakan sebagai japa untuk Umat Hindu. Selain itu biji ganitri juga
dimanfaatkan berbagai macam obat terutama di India, Nepal dan Cina. Sedangkan
di Bali sendiri di apresiasikan terhadap rudraksha ini sudah cukup memasyarakat.
Rudraksha
terbentuk dari dua kata, “Rudra” dan “Aksha”.Rudra adalah nama lain dari Dewa
Shiva, dan Aksha berarti air mata. Dikatakan bahwa tumbuhan Rudraksha berasal
dari air mata Dewa Shiva. Dewa Shiva atau Rudra dikenal sebagai Dewa
berkekuatan melebur dalam kaitan dengan dengan aspek Tuhan sebagai pencipta,
pemelihara, dan pelebur (Tri Murti). Shiva juga berkaitan dengan keadaan saat
meditasi ketika pikiran kosong jernih, yang ada sunyi dan sepi tenang.
Terdapat beragam
cerita yang berkaitan dengan asal muasal Rudraksha dalam berbagai purana.
Naskah Weda seperti Sjiva Purana, Padma Purana, Srimad Bhagwata, Rudraksha
Jabbalaopanishad, Mantra Maharnawa,dsb menyebutkan keagungan dan betapa
hebatnya Rudraksha.
Dikisahkan
bahwa Dewa Shiva memasuki alam meditasi dalam rentang waktu yang panjang demi
umat manusia. Ketika akhirnya bangkit dari meditasi-Nya itu, lalu membuka mata,
ia merasakan kebahagiaan, damai, dan rasa cinta kasih mendalam. Oleh perasaan
itu, Beliau menitikkan air mata, yang perlahan melewati pipi-Nya lalu jatuh ke
bumi. Setiap tetes air mata Shiva pun menjelma menjadi pohon Rudraksha yang
buah kecilnya memiliki esensi yang sama dengan air mata Rudra, Tuhan Yang
Mahakuasa. Oleh karena itu, Para pemuja Shiva dapat merasakan wujud Shiva, Shiva-Parwati,
Lingga Shiva dalam Rudraksha.
Pohon
Genitri/Rudraksha tumbuh di beberapa tempat di dunia termasuk di pegunungan Himalaya di
India dan Nepal, seperti halnya di beberapa wilayah di Indonesia. Buah
Rudraksha beraneka ragam besarnya (3 – 40 mm, 1/8 inci sampai 1,5 inci). Nama
latin Rudraksha adalah “Elaeocarpus Granitrus”. Kulitnya yang, lembut berwarna biru terang, dan daging buahnya seperti anggur hijau. Di dalamnya terdapat
biji tunggal yang memiliki permukaan kasar dan sebuah lubang tembus dari atas dan
ke bawah. Biji inilah yang disebut dengan rudraksha yang selanjutnya digunakan
sebagai Japa Mala oleh para penekun spiritual.
Biji
Genitri/Rudraksha memiliki garis yang bernama mukha ‘cekungan’ atau dalam bahasa bali
biasanya disebut juring yang berbeda-beda satu sama lain. Menurut naskah,
jumlah mukha pada bijinya beragam dari 1 sampai 38, namun yang biasa digunakan
untuk kepentingan astrologi adalah yang bermuka I sampai 14. Biji Rudraksha
yang memiliki satu mukha disebut eka-mukha, jika dua disebut dwi mukha,
demikian seterusnya. Setiap biji memiliki efek berbeda-beda tergantung berapa
mukha yang dimilikinya. Setiap Rudraksha memiliki keunggulan tersendiri dan
untuk mendapatkan kegunaannya secara maksimal, harus disesuaikan secara teliti
dengan horoskop pemakainya.
Rudraksha/Genitri
telah diberikan penghargaan khusus dan dipercaya sebagai perlengkapan untuk
tujuan yang berbau mistik dan religious. Biji Rudraksha dikatakan mengandung
rahasia mengenai segala evolusi kosmos. Dalam Weda disebutkan bahwa Rudraksha
dapat mengurangi kekuatan sifat-sifat jahat di planet ini. Banyak naskah
mengatakan Rudraksha dengan mukha berapapun tidak akan pernah menyakiti
pemakainya tidak seperti Navratna yang harus dipilih dengan hati-hati. Tidak
ada kalung atau japa mala sebaik dan sehebat Rudaraksa. Dipercaya bahwa siapa
yang memakai Rudraksha dia dapat terhindar dari perbuatan berdosa. Orang yang
memakainya akan dijauhkan dari pikiran dan perbuatan berdosa walaupun tanpa
sembahyang dan mengucap mantra suci.
Sesungguhnya
seseorang yang memakai Genitri/Rudraksha dengan cara yang benar akan merasakan energy
Shiva dan dengan sendirinya pikiran negative dan emosi akan terlebur. Rudraksha
memiliki efek menenangkan pusat sistem saraf. Dikatakan pula Rudraksha membantu
menjaga tekanan darah tetap stabil dan menjaga kesehatan. Tidak ada efek
buruknya, melainkan Rudraksha mendamaikan pikiran dan memberi kenyamanan pada
pemakainya. Dalam naskah-naskah kuno (Padma Purana, Shiva Purana,
Mantramaharnava, Rudrajabalopanishad) diterangkan bahwa jika seseorang memakai
rudraksha pada saat ia menemui kematiannya, ia akan dibebaskan dari lingkaran
hidup dan mati (reinkarnasi) dan mengalami moksha (kelepasan).
Demikian
pula halnya dengan keberadaan pohon Rudraksha/Genitri yang ada di Pura Suci Manik Gni
memiliki riwayat yang sakral karena ketika tahun 1963 usai Gunung Agung meletus pohon ini diperkirakan
mulai tumbuh sebab tahun 1968 tingginya mencapai 4 meteran dengan diameter
sekitar 18 cm,ketika itu ada kejadian aneh karena waktu itu masih berupa ladang,maunya
pohon itu di tebang,tetapi ketika parang sudah diayunkan beberapa kali tiba-tiba
Guru km.Suiji (alm.penebang pohon) perutnya tiba-tiba sakit keras sehingga
batal menebang pohon itu,ia langsung pulang namun penyakitnya makin menjadi,
akhirnya mohon petunjuk pada balian dan adalah sabda/petunjuk bahwa kayu
tersebut tidak boleh di tebang, karena sebagai teropongnya Ida Bhetara Lingsir
ring Besakih/Gunung Agung,karena dilokasi ini sekaligus tempat Pesucian Ida Bhetara
Kabeh ring Besakih ketika melasti ke Tegal Suci Tegenan.
Kayu tersebut memang
akhirnya tumbuh menyerupai teropong karena ada dua batang cabang menyatu
membentuk sebuah lubang. Dari petunjuk itu diberikan air suci,begitu dipercikan
sakitnya langsung hilang,maka percaya tak percaya kayu itu tak berani diutak
atik. Kemudian pada hari-hari raya suci tertentu sering orang melihat ada sinar
biru dari pohon itu yang ujungnya menembus langit dan kejadian magis lainnya.
Tahun 1990 saya mulai
tinggal sekitar tempat itu,namun banyak kejadian diluar nalar terjadi,namun tetap
kami jaga kesuciannya sehingga dibuatkan pelinggih kecil. Akhirnya tahun 2002
ada kejadian kerauhan masal dan langsung beliau sesuhunan Pr.Dalem Suci dll. Tedun
ke lokasi Tegal Suci diiringi dengan seluruh krama,maka diberilah petunjuk
harus dibangun pura lengkap dengan penyengkernya dan pohon genitri itu
diupacarakan/dipetik dan dilinggastanakan Ida Bhetara Banda Siva dan puranya diberi
nama Pura Suci Manik Gni.(Manixs).
Pangkal pohon Rudraksha/Genitri yang dijaga/distanakan patung Ida Dewi Anjani
Bekas mau ditebang dulu, kini jadi bentuk yang sangat unik. Cabang yang menyatu mirip seperti lubang/ "teropong niskala" Ida Betara Lingsir Gunung
Agung,Besakih (menurut petunjuk niskala)
Pohon Genitri/Rudraksha di Pr.Suci Manik Gni
Pangkal pohon Rudraksha/Genitri yang dijaga/distanakan patung Ida Dewi Anjani
Bekas mau ditebang dulu, kini jadi bentuk yang sangat unik. Cabang yang menyatu mirip seperti lubang/ "teropong niskala" Ida Betara Lingsir Gunung
Agung,Besakih (menurut petunjuk niskala)
Pura Suci Manik Gni tempat Pohon Rudraksha/Genitri yang disakralkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar