Minggu, 17 Agustus 2025

TATACARA MEMANDIKAN JENAZAH/LAYON

 Om Swastyastu,

Urutan Nyiramang Layon:

  • Pertama-tama rambut sawa dikramasi dengan ambuh(yeh bejekan daun pucuk). Setelah itu rambutnya disisir, lalu dibersihkan dengan air biasa, rambutnya kembali disisir diberi minyak wangi, Mantra:OM banyu kelamukan banyu patra, pamunah papa klesa danda upata ya namah swaha.
  • Gigi sawa  dibersihkan menggunakan sigsig, Sigsig adalah terbuat dari jajan begina yang dibakar hingga menjadi arang, inilah yang dipergunakan untuk membersihkan gigi sang layon/sawa.Mantra:Om Waja suddha spathika dhanta ya namah swaha.
  • Tubuh diurapi dengan beblonyoh/parem(bedak/boreh) yang bahannya dari beras,terdiri dari dua macam beblonyoh, berwarna kuning dan berwarna putih, yang putih diurapkan pada tubuh bagian atas dan yang kuning diurapkan pada tubuh bagian bawah, lalu disiram dengan air biasa, serta dengan air kumkuman mewadah bonjor dari hulu 1 dari teben 1 ,Mantra: Om Paripurna ya namah swaha.
  • Tubuh layon yang masih basah dikeringkan dengan handuk serta disasapi dengan benang tukelan, Mantra: Om Pretama sudha, dwityasuddha,triti suddha, caturti suddha,suddha,suddha wari astu ya namah.
  • Seluruh tubuh layon digosok dengan Sikapa, yaitu umbi gadung yang telah dikupas kulitnya, setelah digosokan dibuang dibawah kolong tempat memandikan layon. Mantra; Om Sikapa pamulune sang sampun lampus lempung lembut ya namah.
  • Telor. Dari kepala hingga ke kaki di gelindingkan/digulirkan sebutir telor ayam, lalu telor ayam di buang dibawah kolong tempat memandikan layon. Tujuannya untuk menghilangkan sagala mala traya sang Pitra.Mantra; Om Anda pamarisuddha sarwa bhuta ya namah.
  • Mawastra/mabusana, layon/sawa dipakaikan busana layaknya orang hidup,setelah selesai dipakaikan busana, letakkan rantasan pada dada layo, canang sari serta kawangen berisi uang kepeng 11 kepeng,sebagai sthana Sang Hyang Atma.
  • Setrelah selesai memakai busana selengkapnya ,lalu dipercikkan tirtha Pabresihan, Bayakaon dan semua banten pengresikan yang telah disediakan, lalu percikkan tirtha panglukatan, setelah selesai memercikan tirtha panglukatan,dibawa kesekenem (kalau mepenanjen) diteruskan dengan menyuguhkan banta saji/tataban yang telah tersedia, sesudah selesai natab lalu dipercikkan tirtha Kamulan. Setelah itu baru paratisentana/keluarganya menghaturkan sembah sujud kehadapan sang Pitara. Hendaknya dalam melaksanakan sembah sujud kehadapan sang Pitra dipimpin oleh seorang Pinandita/Manku. Tatanan Sembah Bhakti 1. Puyung, 2, Ke Surya, 3.Kemulan-kawitan Ke Prajapati, 4 ke Sang Pitra(kwangi dikupmulkan). 5,Puyung.

            Setelah semua keluarganya melakukan sembah sujud kehadapan sang Pitra, barulah dilanjutkan dengan memasang alat-alat(eteh-eteh) pangringkesan;

 

TATANING PANGRINGKESAN LAYON.

  • Gegalengnya yang terbuat dari byukayu 9 biji,jinah gegaleng 225 keteng, carang dapdap 3 tugel/potong, lalu diikat dengan benang selem, dipasang/ditaruh dibawah kepala.

·       Daun intaran ditaruh di kedua alis layon.

·       Kaca/meka ditaruh pada kedua mata layon.

·       Pusuh menuh ditaruh pada kedua lubang hidung layon.

·       Malem ditaruh pada kedua lubang kuping layon.

·       Waja pada gigi layon.

·       Sari kuning pada pipi layon.

·       Buah pala pada bahu kiri dan kanan layon.

·       Katik cengkeh pada dada kanan layon.

·       Jebugarum pada dada kira layon,

·       Masuwi pada hulu hati layon.

·       Kawangen berisi daun dapdap 2 muncuk,uang kepeng 11 kepeng,diletakkan pada ubun-ubun menghadap kebawah.

·       Kawangen berisi daun dapdap 2 muncuk uang kepeng 11 kepeng, diletakkan pada tengah-tengah susu(selagan susune),mengahadap keatas.

·       Kawangen berisi bunga tunjung serta uang kepeng 9 kepeng,diletakkan pada hulu hati menhadap keatas.

·        Dua buah kawangen berisi pusuh bunga cempaka putih 5 biji, uang kepeng 5 kepeng pada tiap-tiap kawangen diletakkan pada jari-jari tangan.

·       Dua buah kawangen brisi pusuh bunga cemapaka kuning 5 biji serta uang kepeng 5 kepeng pada tiap-tipa kawangen,diletakkan pada jari kaki.

·       Kawangen berisi uang kepeng 11 kepeng tiap-tiap kawangen diletakkan pada sendi-sendi(buku-buku).

·       Permata mirah (momon) diletakkan pada mulut layon.

·       Pagemalan diletakkan pada kedua tangan layon. Serta kukunya  tangan dan kakinya di kerik.

·       Setelah semua piranti pangringkesan terpasang,pada muka(prerai) layon ditutup dengan kain putih yang sudah ditulis(dirajah) sebagai panekep mukha, setelah itu lalu dilanjutkan dengan memercikan tirtha pangrikesan. Setelah itu layon/sawa lalu dibungkus dengan daun pisang Kaikik serta kain pengulungannya, kalau laki-laki menutupnya dari kanan, kalau perempun menutupnya dari kiri, setelah itu lalu digulung dengan Ante, ditutup dengan kain putih,setelah itu baru dimasukkan kedalam peti mati. Diatas peti di letakkan kain leluwur yang dipakai pada saat nyiramang layon

Pengaksama saking Klian Banjar Adat

Pengaksama (riwayan hidup-meninggal),memohonkan maaf saking Kulawarga lan doa

Persiapan Ke setra,nyalakan prakpak--->Jalan

TATANAN NGEMARGIANG TIRTHA PENGENTAS RING SETRA.

Pertama-tama layon diturunkan pada tempat pembakaran/pemalungan, lalu dientas dengan pisau pengentas sampai kelihatan layonnya, setelah itu turunkan kajang, letakkan diatas layon lalu entas dengan pisau pengentas, lalu kajangnya di buka, setelah itu letakkan adegannya dihulu kajang/layon, Ponjennya letakkan ditengah2/dada. Serta Panetehnya di letakkan di atas perut.

Setelah semuanya sudah diletakkan barulah memulai dengan memercikan/nyiratang tirtha, diawali dengan tirtha Panembak, diteruskan dngan tirtha pinunas ring Mrajan, Ibu, Panti,Kawitan dan diteruskan dengan tirtha Prajapati serta tirtha Dalem Kahyangan, setelah semua tirtha pinunas dijalankan barulah terakhir dipercikkan/siratan tirtha Pengentas, setelah selesai barulah memulai pembakaran layon, di barengi dengan doa oleh keluarga dan masyarakat.

Sekianlah tatacara membersihkan sawa/layon dan tatacara Pengringkesan sawa/layon serta tatanan ngermargiang tirtha Pangentas yang dapat saya persembahkan. Semoga adan manfaatnya bagi kita semua didalam melaksanakan kewajiban kita sebagai umat Hindu.

 

OM   Sathi   Santhi    Santhi     Om

Penyunting :Manixs. 

 

Nara sumber : Ida Pandita Mpu Jaya Wijayananda.

Griya Kutuh-Kuta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar